kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian
StrukturTeks Anekdot. Struktur teks anekdot terdiri dari lima bagian, yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. 1. Abstraksi. Abstraksi adalah struktur pertama dalam teks anekdot. Abtraksi berfungsi untuk memberikan gambaran awal isi teks. Umumnya, abstraksi menunjukkan hal unik atau khas yang ada di dalam teks.
Akanmuncul kejadian tidak terduga pada bagian ini sehingga kelucuan teks anekdot menjadi lebih kompleks. Koda: bagian penutup sebuah cerita, cenderung berisi penegasan pesan atau makna yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sedangkan pada cerita anekdot terdapat karakteristik kebahasaan yang harus dipatuhi. Berikut ciri-ciri kebahasaan
Site De Rencontre Gratuit Et Fiable En France. Teks untuk soal nomor 5 8. 1 Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. 2 Saat tiba sesi tanya jawab Si Ali bertanya pada dosen "Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?" 3 Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada Si Ahmad. 4 Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan Saudara Ali!" pinta beliau. 5 Dengan tegas Si Ahmad menjawab, "Kasih Uang Habis Perkara, Pak!" tegasnya. 6 Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang Pak Dosen geleng-geleng kepala, seraya menambahkan pertanyaan pada Si Ahmad, "Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?" 7 Dasar Si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula dengan tegas, "Peribahasa Inggris mengatakan "Pengalaman adalah guru yang terbaik" begitu, Pak!" Seisi kelas tertawa. 8 Lalu, tawa mereda dan kelas kembali tenang. Kelucuan teks anekdot tersebut terdapat pada bagian ...
Perhatikan teks anekdot di bawah ini! Hanya Komisi Seorang pejabat yang korup akhirnya meninggal dunia. Malaikat pun bertanya tentang kesalahan yang pernah diperbuat si pejabat semasa hidup. ''Coba jelaskan kesalahan yang pernah Anda perbuat dalam hidup Anda," tanya malaikat. "Memang ada kesalahan yang sepertinya agak salah, tetapi hanya kekeliruan saja," kata si pejabat. "Maksud Anda? Jangan berbelit-belit," kata malaikat. "Saya dituduh korupsi. Di mata banyak orang sepertinya memang korupsi, tetapi sebenamya saya hanya menerima komisi. Apakah itu layak disebut kesalahan?" Malaikat pun bingung. Bagaimana mungkin si pejabat tidak dapat membedakan korupsi ataupun tidak? Dikutip dari Eko Sugiarto, dalam "Hanya Komisi" dalam Apel Malang, Apel Washington, & Semangka Rujak Humor ala Koruptor, Yogyakarta, Andi, 2012.
Ilustrasi anekdot dan humor. Foto Dok. Mypurohith Teks lucu terbagi menjadi dua jenis, yaitu anekdot dan humor. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan yang bisa dilihat dari berbagai anekdot dan humor adalah sama-sama teks yang berisi hiburan bagi pembacanya. Lalu, bagaimana dengan perbedaan anekdot dan humor?Perbedaan Anekdot dan HumorPengertianDikutip dari buku Cermat Berbahasa Indonesia oleh Sutarno, berdasarkan pengertiannya, humor merupakan teks lucu yang bersifat menghibur dan tidak berisi pesan-pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada anekdot adalah teks yang berisi cerita lucu yang di dalamnya mengandung pesan berupa kritik dan sindiran sosial terhadap suatu fenomena sosial. Dengan demikian, perbedaan anekdot dan humor bisa dilihat dari isinya. Teks anekdot akan berisi hiburan yang mengandung kritikan, sedangkan teks humor hanya akan berisi TeksIlustrasi anekdot dan humor. Foto Unsplash. Humor tidak memiliki aturan yang mengikat. Bentuknya bisa beraneka ragam, seperti cerita, kalimat, maupun anekdot memiliki struktur teks yang membangun teks itu sendiri. Dikutip dari buku Teks Anekdot oleh Millah Af’idah dan Silvia Sri Asmarani, struktur teks anekdot adalah sebagai berikutAbstrak bagian yang berisi gambaran umum keseluruhan cerita secara berisi pengenalan meliputi tokoh, latar cerita, dan alur cerita. Krisis bagian yang diisi dengan munculnya masalah dalam cerita anekdot. Bagian ini akan sangat menentukan kelucuan dari cerita bagian yang berisi penyelesaian dan reaksi akibat adanya masalah dalam cerita anekdot. Akan muncul kejadian tidak terduga pada bagian ini sehingga kelucuan teks anekdot menjadi lebih bagian penutup sebuah cerita, cenderung berisi penegasan pesan atau makna yang ingin disampaikan kepada perbedaan anekdot dan humor. Foto Freepik. Dikutip dari buku Berbahasa Produktif oleh Linda Eka Pradipta dan Rani Jayanti, karakteristik bahasa dalam cerita humor adalah menggunakan bahasa yang komunikatif dan sifatnya hanya menghibur. Sedangkan pada cerita anekdot terdapat karakteristik kebahasaan yang harus dipatuhi. Berikut ciri-ciri kebahasaan anekdotMenggunakan dialog atau narasiDalam pola penyajian dialog, teks anekdot menggunakan kalimat langsung. Sedangkan pada pola penyajian narasi, teks anekdot menggunakan kalimat tidak kalimat retorisKalimat retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini digunakan untuk menegaskan suatu kalimat sindiranKalimat sindiran berisi sindiran untuk seseorang atau kelompok yang terdiri dari tiga jenis, yaitu sinisme sindiran halus, ironis sindiran sedang, dan sarkasme sindiran kasar. Berikut contoh kalimat sindiran- Sinisme Kamu tampak pintar Ironi Kau tampak pintar sekali sampai nilaimu sangat Sarkasme Kau bodoh sekali sampai nilaimu konjungsi temporalKonjungsi temporal adalah konjungsi yang menunjukkan waktu. Contohnya adalah setelah, lalu, kemudian, ketika, dan lain kata kerja aksiKata kerja aksi adalah kata kerja yang bersifat aktif melakukan sebuah pekerjaan atau kegiatan. Contohnya adalah menyapu dan kalimat imperatifKalimat imperatif adalah jenis kalimat perintah yang biasanya diikuti dengan tanda seru. Jika tidak menggunakan tanda seru, kalimat imperatif harus berisi kalimat langsung dan menggunakan kata kerja aksi. Contohnya, “bukalah pintu itu!” kata seru sedikit memiliki kesamaan dengan kalimat perintah. Bedanya, jika kalimat perintah pasti ada kata kerja aksi dan bersifat langsung, sedangkan kalimat seru tidak perlu menggunakan kata kerja aksi dan tidak harus bersifat langsung. Contohnya, “kamu luar biasa.”
Apakah Quipperian suka membaca cerita lucu? Pasti suka dong, apalagi jika cerita tersebut mirip dengan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, tapi dikemas dengan begitu menarik hingga membuat kita tertawa. Namun, pernahkah Quipperian menyadari kalau di balik cerita lucu tersebut terdapat pesan tersirat yang ingin disampaikan? Nah, cerita tersebut sering disebut dengan teks anekdot. Teks anekdot memang ditulis dengan gaya bahasa sehari-hari. Tema yang diangkat pun tak jauh dari hal-hal yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa yang ringan, teks anekdot pun sangat mudah dicerna. Lalu, seperti apa sih ciri-ciri sebuah tulisan disebut yang sebagai teks anekdot? Bagaimana contoh teks anekdot yang baik? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak penjelasan berikut! Pengertian Teks Anekdot Terdapat beberapa pengertian termasuk dari para ahli untuk menjelaskan pengertian teks anekdot nih. Menurut Danandjaja, teks anekdot adalah kisah fiktif dan lucu di mana tokohnya diambil dari seseorang di dunia nyata. Sedangkan Muthiah mengartikan teks anekdot sebagai teks yang isinya pengalaman yang disampaikan orang lain untuk menghibur. Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI mengartikan pengertian teks anekdot adalah cerita singkat menarik yang lucu dan menggemaskan. Jika ditarik dari sejumlah pengertian tersebut, teks anekdot adalah teks yang berisikan hal lucu yang menceritakan tokoh dalam dunia nyata lewat kisah fiktif. Dengan kata lain, teks anekdot berisikan cerita fiksi yang disajikan berdasarkan kisah dari kehidupan nyata dan biasanya melibatkan orang terkenal. Teks ini dulu cukup populer pada saat media massa cetak masih berjaya. Sebab, teks anekdot menjadi salah satu bagian rubrik hiburan para pembaca. Dulu, dalam rubrik anekdot, cerita lucu biasanya berisikan kritik-kritik sosial mengenai kehidupan sehari-hari. Kini, teks anekdot tak hanya berseliweran di media massa cetak, melainkan juga media sosial. Biasanya, teks anekdot zaman now itu berseliweran dalam bentuk meme, cuplikan dialog lucu dalam sebuah postingan Instagram, dan lain sebagainya. Apa Saja Jenis Teks Anekdot? Terdapat beberapa jenis teks anekdot berdasarkan sifat kejadian, bentuk cerita, dan tujuan penulisannya, lho. Teks anekdot yang dibuat berdasarkan sifat kejadiannya dibagi menjadi teks anekdot fiksi dan non-fiksi. Teks anekdot fiksi merupakan teks yang berisikan kejadian lucu dengan latar tempat dan waktu yang fiktif atau tidak pernah ada. Hal tersebut bisa diketahui jika latar tempat ceritanya berada di negara fiksi atau bahkan mengambil tempat yang bersifat legenda atau mitos seperti kayangan. Sementara itu, teks anekdot non-fiksi diartikan sebagai teks yang mengambil tempat waktu yang nyata atau benar-benar ada dan terjadi. Misal, sebuah teks anekdot yang di dalamnya menyebutkan seorang public figure dan berlatar Kota Jakarta. Nah, teks anekdot yang ditulis berdasarkan bentuk cerita dibagi menjadi teks anekdot lisan dan tertulis. Teks yang ditulis dengan bentuk lisan akan ditulis dengan bentuk percakapan dua orang atau lebih dan isi teks akan dijabarkan lewat percakapan orang tersebut. Hasilnya, seolah-olah kita sedang memperhatikan tokoh teks yang sedang berbicara satu sama lain. Sedangkan, teks yang dibuat tertulis lebih bersifat narasi atau Quipperian akan menulis alur cerita dalam bentuk paragraf singkat dan menggunakan kata ganti orang. Jenis teks anekdot terakhir adalah teks yang ditulis karena memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya yaitu teks anekdot kritik, nasihat, dan hiburan. Teks anekdot kritik berisi tentang kritik atau tidak setujunya penulis terhadap suatu kebijakan atau peraturan. Biasanya teks ini diarahkan kepada pemerintah atau instansi lainnya. Lalu ada anekdot nasihat yang berisi pesan atau wejangan yang perlu Quipperian pahami sebagai pembelajaran. Terakhir, teks anekdot hiburan yang dibuat dengan tujuan hiburan semata, tanpa memiliki maksud tertentu. Fungsi dan Tujuan Teks Anekdot Teks anekdot tentunya memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi dari teks anekdot ada dua, yakni fungsi primer dan sekunder. Fungsi primer dari teks anekdot adalah sebagai sarana atau wahana ekspresi yang berhubungan dengan ketidakpuasan, kejengkelan, kemarahan, dan sebagainya. Lalu, fungsi sekundernya ialah bahan hiburan, analogi, atau contoh dalam menjelaskan sesuatu, penarik perhatian, dan sebagainya. Fungsi tersebut secara tak langsung berkaitan dengan tujuan adanya teks anekdot. Tujuan teks anekdot terbagi menjadi tiga. Pertama, menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial. Kedua, membangkitkan atau menggairahkan tawa untuk menghibur pembaca. Dan, ketiga, mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan. Ciri-Ciri Teks Anekdot Untuk lebih mengetahui mengenai teks anekdot, kamu harus tahu seperti apa ciri-cirinya. Adapun, ciri-ciri dari teks anekdot cukup mudah dipahami. Pertama, teks anekdot itu pada dasarnya ialah cerita fiksi atau percakapan singkat dengan gambaran realistis. Kedua, anekdot itu bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol. Ketiga, isinya menyindir secara tidak langsung. Dan, keempat, di dalamnya terkandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat. Keempat ciri ini merupakan ciri utama dari teks anekdot. Adapun, ciri khusus yang kiranya harus kamu ketahui, yakni biasanya tokohnya merupakan figur yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya figur selebriti, politikus, dan sosok lainnya yang sudah diketahui publik secara luas. Bahkan, sekarang ada saja tokoh dalam teks anekdot yang menggunakan pencitraan suatu pekerjaan tertentu, seperti polisi, tentara, dan lain sebagainya. Struktur Teks Anekdot Dalam teks anekdot terdapat struktur utama pembangunnya. Struktur tersebut terbagi menjadi lima bagian, yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut pengertiannya Abstraksi ialah bagian awal dari teks yang berfungsi memberikan gambaran secara jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang terdapat di dalam teks. Abstraksi dalam anekdot pada dasarnya bersifat opsional, boleh ada dan tidak. Orientasi ialah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian. Krisis ialah bagian bertujuan menghibur dan tidak berisi orang penting. Reaksi ialah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Jadi, pada bagian ini kamu akan menangkap bagaimana cara penulis menyelesaikan masalah yang sudah dihadapi dalam cerita dengan caranya sendiri. Koda ialah bagian akhir dari cerita unik. Pada bagian ini bisa juga berisikan simpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat opsional. Syarat pembuatan teks anekdot Nah, untuk Quipperian yang ingin membuat teks anekdot, terdapat syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan teks ini. Syarat yang pertama adalah teks anekdot harus bersifat lucu, jadi isi teks haruslah berisi hal yang bisa membuat pembaca tertawa. Lalu, teks anekdot juga harus memiliki inti tulisan, entah itu opini atau fakta berdasarkan kejadian yang ada di masyarakat. Terakhir, gaya penulisan harus mudah dipahami oleh semua kalangan, sehingga bisa ditulis secara informal. Unsur pembuatan teks anekdot Teks anekdot memiliki beberapa unsur yang menjadi pendukung dalam penulisannya. Unsur tersebut adalah tokoh, alur, dan latar. Tokoh adalah orang atau hewan yang menjadi partisipan dalam teks anekdot yang ditulis. Alur dalam teks anekdot akan membantu pembaca dalam memahami isi teks lewat rangkaian cerita yang saling menyambung. Sedangkan, latar adalah tempat terjadinya peristiwa dalam teks anekdot. Kaidah dalam pembuatan teks anekdot Quipperian juga harus mengetahui kaidah yang harus dipatuhi dalam pembuatan teks anekdot nih. Kaidah ini akan membantu dalam membuat teks anekdot yang baik dan isi tulisannya pun bisa sampai ke pembaca. Kaidah tersebut adalah Banyak menggunakan keterangan waktu seperti pada suatu hari, pada sore hari yang terang. Sering menggunakan kata kerja seperti menulis, berjalan, berlari. Menggunakan konjungsi penerang atau penjelas seperti oleh karena itu, akibatnya, dan sebagainya. Menggunakan kalimat perintah. Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung. Teks anekdot vs teks humor Nah, meskipun anekdot ditulis dengan bahasa yang lucu, terdapat sejumlah hal yang membedakan antara teks anekdot dan teks humor. Teks anekdot dapat ditulis berdasarkan kejadian nyata atau fiksi, sedangkan teks humor selalu ditulis berdasarkan kejadian yang tidak nyata. Lalu, isi teks anekdot juga ditulis tentang masalah seorang tokoh publik terkenal, berbeda dengan teks humor yang lebih membahas masalah masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Teks anekdot juga sering memiliki isi berupa kritik atau pendapat tentang kejadian yang sedang terjadi, sedangkan teks humor selalu berisi hiburan tanpa kritik terhadap oknum tertentu. Intinya, teks humor dibuat semata-mata untuk hiburan pembaca, sedangkan teks anekdot memiliki isi yang lebih berat dengan kritik yang termuat di dalamnya. Persamaan dan Perbedaan dengan Teks Humor Seringkali, banyak orang sulit membedakan antara teks anekdot dengan teks humor. Tak jarang, banyak yang menyamakan kedua teks tersebut. Memang keduanya memiliki persamaan. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara anekdot dengan humor, kamu harus tahu dulu pengertian dari teks humor. Secara sederhana, teks humor adalah teks yang berisi rangsangan yang cenderung secara spontan memancing tawa atau senyum para pembaca atau pendengar. Nah, setelah kita tahu pengertiannya, sekarang masuk ke dalam persamaan dan perbedaannya. Mulai dari persamaannya, pada dasarnya, persamaan teks anekdot dan teks humor ialah dibuat untuk membuat orang tertawa karena isinya lucu. Sedangkan, perbedaannya cukup banyak. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan, humor bertujuan menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting. Perbedaan kedua, dalam anekdot terdapat kritik, sedangkan pada humor tak ada kritik. Ketiga, teks anekdot isinya terstruktur, sedangkan humor isinya tak terstruktur. Dan, perbedaan keempat ialah pada teks anekdot menggunakan bahasa yang sopan dan penulisan baku, sedangkan pada teks humor terkadang mengandung bahasa yang kurang sopan sebagai humor. Contoh teks anekdot Untuk memudahkan Quipperian dalam memahami teks anekdot, berikut satu contoh teks anekdot. Yuk, simak bersama! Pada hari Jumat di tengah panas yang terik, Pak Hadi sedang mendengarkan khotbah singkat dari ustaz sambil menunggu waktunya Salat Jumat. Ustaz Saat ini kita harus waspada karena setan dapat menggoda kita dengan cara apa saja yang ada di sekitar kita. Pak Hadi Sambil menguap. Ustaz Menguap saat mendengar khotbah bisa jadi cara setan menggoda kita agar tertidur. Pak Hadi Merasa tersinggung, sambil menggaruk kepalanya . Ustaz Menggaruk kepala juga bisa cara setan menggoda agar kita tidak fokus saat salat. Pak Hadi Berusaha menghilangkan emosi dengan melihat keluar masjid melalui jendela Ustaz Melamun sambil melihat yang tidak pasti juga salah satu cara setan menggoda kita. Pak Hadi Berdiri sambil berteriak ke ustaz Setan juga bisa menyerupai ustaz, Pak! Simak 5 Contoh Soal Teks Anekdot Kelas X Ini Biar Ujian Bahasa Indonesia Lancar! Langkah-Langkah pembuatan teks anekdot Untuk Quipperian yang ingin membuat teks anekdot, terdapat langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk membuat teks yang baik. Langkah pertama adalah menentukan ide cerita yang akan ditulis. Tentukan apa yang ingin kamu tulis, apakah berisikan tentang kritik, nasihat atau hiburan semata. Lalu, tentukan tokoh yang akan ditulis. Akan lebih baik jika tokoh merupakan public figure yang terkenal di masyarakat agar pembaca langsung mengerti arah tulisan yang dibuat. Terakhir, pastikan juga peristiwa yang akan digambarkan pada tulisan sudah semirip mungkin dengan apa yang sedang terjadi, sehingga memudahkan pembaca dalam merangkai alur peristiwa dalam tulisan. Kesimpulan Nah, sekarang Quipperian sudah tahu nih, cara membuat teks anekdot yang baik. Pastikan jika Quipperian memiliki bahan menarik untuk dibahas dalam gaya bahasa yang lucu, karena sejumlah peristiwa tidak bisa diceritakan dengan cara menghibur. Lalu, selalu kaitkan tulisan dengan fenomena yang marak terjadi, dan posisikan si tokoh di sisi masyarakat, sehingga Quiperrian dapat menulis kritik dan opini yang menggambarkan pendapat masyarakat secara umum. Itulah penjelasan mengenai materi teks anekdot. Kalau kamu ingin lebih paham lagi mengenai teks anekdot, maka kamu harus menonton video pembelajaran dari Quipper Video, nih. Caranya mudah, cukup bergabung bersama Quipper Video. Dengan bergabung, kamu akan memiliki akses beragam video pembelajaran dari tutor-tutor kece nan profesional. Tak percaya? Buruan daftar! Penulis Muhammad Khairil
Bacalah teks anekdot berikut! Ditilang Polantas Budi pulang dari perjalanan memancing, ia mengemudi dengan cepat di jalan raya. Dia merasa aman karena semua mobil yang seroinbongan dengannya berjalan pada kecepatan yang sama. Namun, tidak lama kemudian ia melihat lampu sirene polisi berkedip di spion dan kemudian menepi. Petugas menyerahkan surat tilang, menerima tanda tangan, dan ketika polisi itu hendak pergi, Budi bertanya. "Pak Polisi, saya tahu saya ngebut," kata Budi, "tapi aku tidak berpikir itu adil. Ada banyak mobil lain di sekitar saya sama cepatnya, tapi mengapa cuma saya yang mendapatkan tilang?” Petugas itu mengangkat kepalanya dan menunjuk ke alat pancing di kursi penumpang. "Saya melihat Anda hobi memancing," katanya. "Ummm, ya saya tadi habis mancing ... jadi?" jawab Budi bingung. Petugas itu tersenyum sambil berpaling pergi, "Pernahkah kau menangkap SEMUA ikan?" Dikutip dari Aziz Megap-Megap, "Ditilang Polantas" dalam Humor Iwak Peyek Ngekek Sampai Tuwek, Jakarta, Citra Media Pustaka, 2012
kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian